https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion
Fakultas Teknik Universitas Panca Marga Probolinggoid-IDPengaruh Jumlah Variasi Sudu Impeller TerhadapTekanan Fluida Dan Efisiensi Pompa Sentrifugal
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1095
<p>Impeller memiliki peran penting dalam kinerka pompa sentrifugal untuk memindah fluida dari suatu tempat ke tempat lain, melalui saluran (pipa) dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindah. Komponen pompa (impelle) beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan hisap (suction) dan tekan (discharge). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variasi jumlah sudu pada sentrifugal impeller terhadap tekanan berupa tekanan fluida dan tekanan vakum pada saluran hisap serta efisiensi pompa sentrifugal. Metode penelitian eksperimen atau pengujian dengan disertakanteknik analisis data deskriptif sudu pompa menggunakan 4 sudu dan 6 sudu. Hasil pengujian pada 4 sudu impeller nilai tekanan fluida dan tekanan vakum adalah 7 Psi dan 38 cmHg. Sedangkan pada jumlah 6 sudu impeller nilai tekanan fluida dan tekanan vakum adalah 10 Psi dan 46 cmHg. Semakin banyak jumlah sudu impeller maka tekanan fluida semakin meningkat. Pada hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah sudu maka semakin banyak fluida yang diangkat penambahan jumlah sudu impeller pada pompa sentrifugal dapat mempengaruhi peningkatan tekanan vakum dan tekanan aliran fluida dengan putaran rendah poros pompa sentrifugal.</p>Djoko WahyudiChoirul Anam F.RKurnia Iswardani
##submission.copyrightStatement##
2022-08-252022-08-251114Pengaruh Variasi Tekanan Kerja Fluida dan Variasi Diameter Lubang Nozzle Terhadap Karakteristik Semprotan Pada Ujung Nozzle
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1096
<p>Batubara berkalori rendah adalah batubara yang mempunyai karakteristik reaktif, berdebu dengan nilai Hgi rendah, nilai sulfur tinggi, dan mempuyai inherent moisture yang relative tinggi sehingga diperlukan suatu sistem untuk penanganan debu yang efisien salah satunya dengan Dust Supression System. Mekanisme pengikatan debunya dengan menggunakan kabut yang didapat dari air yang dipompa hingga mencapai tekanan yang relative tinggi, kemudian<br>dilewatkan melalui suatu nozzle yang akan mengubah tekanan air tersebut menjadi kabut yang akan digunakan mengikat debu. Makalah ini mempresentasikan sebuah studi eksperimen yang dilakukan untuk mendapatkan karakteristik semprotan fluida pada ujung nozzle yang digunakan untuk mengikat debu. Pengujian dilakukan pada tekanan fluida sebesar 60 bar, 80 bar dan 100 bar dengan menggunakan diameter nozzle 0.5 mm dan 0.6 mm. Pada saat proseseksperimen berlangsung, dilakukan pengambilan data dengan menggunkan alat ukur panjang dan alat ukur sudut. Adapun hasil pengujian yang didapat adalah panjang semprotan, sudut semprotan dan lebar semprotan.</p>Bisri MusthofaM. Fathuddin NoorIndro Wicaksono
##submission.copyrightStatement##
2022-08-252022-08-251148Uji Eksperimen Variasi Kawat Dan Rpm Groundstrap Pada Peforma Mesin (4 Langkah)
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1097
<p>Koil merupakan salah satu alat vital pengapian pada motor yang berfungsi sebagai pengubah tegangan listrik dari 12 volt dari baterai menjadi ribuan volt, prinsip kerjanya dari kumparan primer yang menghasilkan medan magnet dan arus yang mengalir. Pada penelitian ini dilakukan penambahan groundstrap pada koil dengan kawat tembaga dengan ukuran 1mm dan 8mm untuk mengetahui seberapa besar pengaruh percikan api dengan menggunakan groundstrap, hasil yang dicari diantaranya panjang loncatan koil standat dan koil menggunakan grounstrap dengan tembaga ukuran 1mm dan 0,80mm lalu di dynotest untuk mengetahui daya dan torsi yang dihasilkan. Dari menggunakan koil standat dihasilkan panjang loncatan api pada RPM 1000=15mm, RPM 2000=15.5mm, RPM 3000=15,5mm, RPM 4000=15mm Koil menggunakan groundstrap tembaga 1mm pada RPM 1000=11.5mm, RPM 2000=15mm, RPM 3000=15,5mm, RPM 4000=16mm sedangkan koil menggunakan groundstrap 0,80mm dihasilkan panjang loncatan api pada RPM 1000=13mm, RPM 2000=13,5mm, RPM 3000=14mm, RPM 4000=15,5mm. Sedangkan daya dan torsi yang dihasilkan diantaranya Koil standar yaitu daya(HP) 33.9 pada 8000<br>RPM Torsi(TQ) 31.80 pada RPM 6000, koil groundstrap tembaga 1mm yaitu daya (HP) 34.0 pada 8000 RPM Torsi(TQ) 31.12 pada RPM 6000, koil groundstrap tembaga 0,80mm yaitu daya(HP) 31.11 pada RPM 8000 Torsi(TQ) 31.11 pada RPM 6000.</p>Toni Tri MartonoDjoko WahyudiM. Fathuddin Noor
##submission.copyrightStatement##
2022-08-252022-08-2511912Analisis Konsumsi Batubara Spesifik Terhadap Perubahan Beban Pembangkit Pltu Paiton Unit 6
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1098
<p>Kebutuhan energi listrik nasional diprediksi meningkat setiap tahunnya mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh sektor industri dan rumah<br>tangga. Pemerintah sejak 2014 menjalankan Proyek 35.000 MW (megawatt) untuk mengantisipasi pertumbuhan penggunaan energi listrik. Dari proyek tersebut 48% dibangkitkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Menjaga stabilitas suplai tenaga listrik dibutuhkan operasi dan perawatan yang baik. analisis konsumsi bahan bakar termasuk salah satu indikatornya. Untuk mengetahui hal tersebut parameter yang digunakan adalah nilai kalori (kkal/kg), konsumsi batubara (ton/jam) dan daya yang dibangkitkan (mw). Konsumsi batubara spesifik PLTU Paiton unit 6 tertinggi pada beban netto 450 MW kemudian terus menurun hingga ke posisi terendah pada beban netto 610 MW. Campuran batubara menggunakan berau coal dan kideco jaya agung. Rasio campuran batubara 2 berau : 3 kideco memiliki efisiensi tertinggi 32.2 % pada beban bruto 638 MW, sedangkan rasio 1 berau : 4 kideco pada beban yang sama hanya 31.8%. Dan efisiensi terendah senilai 28.7% terdapat pada beban netto 450 MW dengan rasio 2 berau : 2 kideco, sedangkan rasio 1 berau :3 kideco pada beban yang sama sebesar 28.8% </p>Fanda Dwi ApriliantoAhlan AhlanIndah Noor Dwi KD
##submission.copyrightStatement##
2022-08-252022-08-25111315Pengaruh Variasi Bahan Bakar Bio Solar-Dexlite Terhadap Karakteristik Pengabutan Pada Injector
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1099
<p>Pengabuatan bahan bakar sangat penting dalam kualitas pembakaran dan kinerja mesin diesel. Pengabutan mampu mengatur kepekatan gas buang yang tidak terjadi pembakaran<br>dengan sempurna. Metode Penelitian adalah eksperimen dengan tekanan injeksi bahan bakar 190 bar, 195 bar dan 200 bar. Komposisi bahan bakar menggunakan biosolar dan dexlite dengan komposisi Hasil pengujian pada bahan bakar bio solar tekanan 190 mendapatkan sudut 12.33˚ pada tekanan 195 mendapatkan sudut 12.03˚ pada tekanan 200 mendapatkan sudut 12.875˚.sedangkan pada pengujian bahan bakar dexlite tekanan 190 mendapatkan sudut 8.9875˚ pada tekanan 195 mendapatkan sudut 10.0575˚ pada tekanan 200 mendapatkan sudut 11.54˚. Dan pada pengujian bahan bakar campuran tekanan 190 mendapatkan sudut 10.1675˚ pada tekanan 195 mendapatkan sudut 9.19˚ pada tekanan 200 mendapakan sudut 8.3975˚ penggunaan bahan bakar dexlite yang paling baik terhadap sudut pengabutan injector dikarenakan yang paling mendekati hasil yang bagus memiliki spesifikasi antara 20˚ - 30˚</p>Dwi Soma PrasetyoDjoko WahyudiM. Fathuddin Noor
##submission.copyrightStatement##
2022-08-252022-08-25111618Analisis Kegagalan High Pressure Cooling Boiler Water Circulating Pump Pada PLTU Paiton Unit 9 (Studi Kasus Di PLTU Paiton Unit 9)
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1109
<p>Desain boiler di PLTU Paiton 9 menggunakan sistem sirkulasi paksa yang mana untuk memastikan sirkulasi air di rangkaian dinding-dinding pipa boiler menggunakan <em>Boiler Water Circulating Pump</em> (BWCP). Fungsi pompa tersebut untuk memompa air boiler untuk sirkulasi kembali dari steam drum ke <em>lower header</em>. Dua dari tiga buah BWCP beroperasi pada beban penuh sehingga mempunyai satu buah BWCP untuk bersiap apabila salah satu pompa terjadi gangguan. Bila hanya beroperasi satu buah pompa maka beban harus diturunkan menjadi 60% dari <em>Maximum Continues Rate</em> (MCR). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegagalan pada high pressure cooling BWCP. Pengamatan material, <em>trending</em> dan <em>thickness test</em> dilakukan untuk mendukung hasil analisa. Hasil pengujian <em>thickness</em> didapat pipa nomor 13 pada BWCP A tidak memenuhi standar ketebalan yaitu 3 mm dari standar 5mm, dan ketebalan material pada daerah sambungan pipa <em>high pressure cooling</em> juga tidak tidak sesuai standar. Pipa dengan ketebalan 5 mm disambung dengan pipa ketebalan 3 mm. Dari hasil pengamatan, pipa high pressure cooling pecah, diakibatkan oleh tertahannya pipa pada mangkok penyalur air pembuangan. Pipa tersebut mengalami stress karena tidak ada ruang untuk mengikuti ekspansi boiler. Dari hasil trending, pecahnya <em>line drain high pressure cooling</em> BWCP menyebabkan air boiler dengan tekanan 180 bar dan suhu 357 °C masuk ke dalam motor yang menyebabkan suhu belitan motor mengalami kenaikan hingga 357 °C. Hal ini mengakibatkan motor BWCP tidak dapat dioperasikan kembali karena mengalami kerusakan pada <em>insulation winding</em>/ belitan. Setelah dilakukan pengujian dan analisa, maka ditemukan faktor penyebab dan mekanisme kegagalan.</p>Dedy SetiawanDjoko WahyudiIndah Dwi Noor K.D
##submission.copyrightStatement##
2022-08-272022-08-27111925Pemanfaatan Campuran Kotoran Sapi Dengan Kotoran Kuda Sebagai Bahan Pembuatan Biogas yang Ramah Lingkungan
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1110
<p>Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisa optimalisasi lama waktu fermentasi dalam pembuatan biogas dari kotoran sapi dengan kotoran kuda sebagai energi terbarukan, kotoran sapi dan kuda saat ini belom dimanfaatkan secara maksimal sehingga peneliti memilih untuk memanfaatkan kotoran sapi dan kuda, di Probolinggo tepatnya di daerah Kandang jati kuolon Kecamatan Kraksaan, terdapat ternak sapi dan kuda sebagai bahan baku utama pembuatan biogas. Biogas ialah campuran dari beberapa gas dengan sebuah komponen utama seperti gas metana dan juga gas karbon dioksida. Dan salah satu contoh<br>dari biogas ialah dari kotoran sapi dan kuda yang bisa digunakan untuk membuat api dari gas metana, penggunaan biogas sebagai pembangkit listrik dan bisa digunakan sebagai bahan bakar minyak yang lebih spesifik. Terdapat beberapa tahapan proses dalam pembuatan biogas dari kotoran kuda yaitu survei lokasi, pengambilan kotoran kuda, pencampuran, fermentasi, dan pembakaran. Penelitian ini menganalisa proses pembakaran biogas dari kotoran sapi dan kuda dengan 3 variasi fermentasi dengan total kotoran kuda 6kg, dan variasi yang pertama berat kotoran 4,5 kg sapi dan 1,5 kg kuda, variasi yang kedua 3<br>kg sapi dan 3 kg kuda, dan variasi yang ke tiga 1,5 kg sapi dan 4,5 kg kuda. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa nyala api tertinggi ada pada campuran kotoran sapi 4,5 dan kotoran kuda 1,5 kg yaitu 83,5 mm, nyala api sedang ada pada campuran kotoran sapi 3 kg dan kotoran kuda 3 kg yaitu 78,0 mm, sedangkan yang terendah terdapat pada campuran kotoran sapi 1,5 kg dan kotoran kuda 4,5 kg yaitu 71,0 mm.</p>Achmad ArobiDjoko WahyudiM. Fathuddin Noor
##submission.copyrightStatement##
2022-08-272022-08-27112629Analisis Pengaruh Variasi Belokan Pada Pipa Tersier Terhadap Debit Air di Jalur Distribusi Pelanggan PDAM Unit Tongas
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/combustion/article/view/1112
<p>Kehilangan energi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas pipa sebagai sarana penghantar aliran air, kehilangan energi menyebabkan terjadinya pengurangan debit aliran dalam pipa, adapun faktor – faktor yang menyebabkan ( NRW ) diantaranya : Fitting pipa yang bocor, banyaknya jumlah elbow, adanya pipa percabangan, serta adanya penyempitan aliran air secara mendadak. Adapun puncak kehilangan air di lapangan ( NRW ) 10,2 % perbulan Februari 2020 sehingga diperlukan penanganan kebocoran secara sigap, cepat dan efisien demi pelayanan sanitasi air yang optimal. Hasil analisa pengaruh variasi Elbow yang berbeda mengalami perbedaan yang signifikan dari segi debit air, namun pada tekanan hampir tidak ada perbuahan yang signifikan. Perbedaan hanya terdapat pada titik elevasi yang sangat rendah karena tekanan yang rendah. Selain Elbow faktor elevasi juga memiliki pengaruh terhadap tekanan dan debit air. Maka di perlukan instalasi pipa yang cocok pada titik elevasi yang berbeda karena letak geometris pelanggan PDAM yang berbeda – beda.</p>M HidayaturrohmanAhlan ahlanKurnia Iswardani
##submission.copyrightStatement##
2022-08-292022-08-29113034