MULTIGRADE DIMASA PANDEMI
Abstract
Multigrade Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial Multigrade teaching atau pembelajaran kelas rangkap di SD sudah banyak dilaksanakan di Indonesia di negara-negara maju hal ini sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan secara utuh. Pengembangan dan penggunaan model ini dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak geografis yang sulit dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidakhadiran guru. Pembelajaran Multigrade atau Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja bersama dalam kerja kelompok dan bekerja sendiri dalam kerja individu karena menyesuaikan kompetensi yang akan dicapai setiap tingkatan kelas . Mutigrade adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998). Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan letak gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalaui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah bantuan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran,dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung,dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar ( Gagne 1977) Belajar dalam situasi seperti apapun harus terus berlangsung. Untuk menyikapi Pandemi SDN Ngadisari II tetap melaksanakan pembelajaran mutigrade, baik dilaksanakan secara luring dan daring.