Penentuan Prioritas Perbaikan Kegagalan Proses Dalam Pengendalian Kualitas Dengan Mengintegrasikan FMEA Dan Grey Theory

  • Yustina Suhandini Tjahjaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga

Abstract

Salah satu tool pengendalian kualitas proses produksi adalah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA adalah teknik yang digunakan untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan dan masalah proses produksi, baik permasalahan yang telah diketahui maupun yang potensial terjadi pada sistem. FMEA telah banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan prioritas perbaikan. Penentuan prioritas perbaikan pada FMEA tradisional dilakukan dengan cara menghitung nilai Risk Priority Number (RPN), tetapi cara ini banyak menimbulkan perdebatan karena terdapat beberapa kelemahan, dan untuk memperbaiki penentuan prioritas digunakan grey theory. Sebuah pendekatan yang rasional, mudah dan sederhana tanpa memerlukan setiap fungsi utilitas tetapi menghasilkan penentuan prioritas yang lebih baik. Konsep penentuan prioritas untuk memperbaiki kegagalan proses diaplikasikan di dua divisi PT KTI yang menghasilkan produk plywood dan didapatkan 6 ragam kegagalan potensial di divisi work working dan 10 ragam kegagalan potensial di divisi particle board. Penetuan prioritas perbaikan proses pertama dilakukan berdasar total nilai RPN sesuai prosedur dalam FMEA tradisional dan dilanjutkan dengan prosedur grey theory. Didapatkan perbedaan urutan prioritas perbaikan yang signifikan di divisi particle board.
Kata Kunci : Failure Modes and Effects Analysis , Grey Theory, Pengendalian Kualitas.

Published
2016-11-20