Respon Pertumbuhan & Hasil Tanaman Kacang (Vigna sinensis L.) terhadap Jarak Tanam dan Sistem Tumpang Sari
Abstract
Kacang panjang merupakan salah satu tanaman perdu semusim yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai sayuran maupun sebagai lalapan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan mineral. Jarak tanam merupakan salah satu teknik budidaya yang mengatur tata letak dan populasi tanaman dengan jarak yang pasti menurut dua arah tertentu dalam satu area. Pada umumya sistem tumpang sari lebih menguntungkan dibandingkan sistem monokultur karena produktivitas lahan menjadi tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui apakah jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. 2) mengetahui apakah sistem tumpang sari berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. 3) apakah jarak tanam dan sistem tumpang sari berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu jarak tanam (J) sebanyak 4 taraf perlakuan dan sistem tumpang sari (S) sebanyak 3 taraf dengan 3 kelompok ulangan. Apabila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka analisis dilanjutkan Uji BNT pada taraf 5%.
Kesimpulan hasil penelitian ini antara lain: 1). Terjadi berbeda sangat nyata pada perlakuan jarak tanam, meliputi pengamatan panjang tanaman (14, 21, 28, dan 35 hst), jumlah polong perpanen (panen ke 1 dan 3), bobot basah polong pertanaman (tanaman ke 1, 3, 4, 5, dan 6), bobot polong perpetak dan berangkasan basah. Penggunaan jarak tanam yang berbeda nyata yaitu pada parameter panjang tanaman (7 hst), jumlah polong perpanen (panen ke 4) dan panjang polong perpanen (panen ke 3). 2). Terjadi berbeda nyata pada perlakuan sistemtumpang sari, yaitu pada parameter jumlah (35 hst), jumlah polong perpanen (panen ke 1), panjang polong perpanen (panen ke 3), bobot basah polong pertanaman (tanaman ke 3). 3). Terjadi interaksi berbeda nyata pada kombinasi perlakuan jarak tanam dengan sistem tumpang sari yaitu pada parameter panjang tanaman (21 hst).